Senin, 05 Agustus 2013

Rasa terima kasih dan maaf :)





Bismillah
Well, kembali dengan saya, yang setelah sekian lama berhenti dari dunia tulis menulis, gak berhenti sih, tapi tidak mempublikasikan tulisan saya dulu (Alibi), membuka blog, viewers nambah, tapi dapat diyakini yang mampir ke blog ini, paling lama 2 detik atau 5 detik lah, karena usang, kasihan.

Jujur, dari kelas tiga SMA hingga sekarang, banyak yang menghancurkan mood saya untuk menulis, sampai-sampai kena teguran sang-ayah karena berhenti menulis, ya tekanan tinggi sekali, sampai sekarang, dari tekanan UN yang tiap senin pagi dapat ancaman-ancaman hingga perlombaan untuk masuk PTN yang sangat tinggi, tapi dari sana semua terbuktilah sebuah kalimat, “Bersama Allah kita pasti bisa”.
Sekarang, saya ingin mengucapkan Allhamdulillah dan terimakasih kepada siapapun yang mendoakan saya khususnya, sangat berterima kasih, dan maaf kepada teman-teman yang menjadi korban kepicikan saya, saya SANGAT MINTA MAAF, kalau kalian tuhan saya sujud minta maaf, tapi hanya pada Allah saya sujud.
Terutama, bagi yang mendoakan saya untuk bisa mencapai keinginan tertinggi semua anak SMA, ya bisa masuk PTN yang ternama, Allhamdulillah.



Dan dari ini semua saya banyak belajar pengorbanan dan kesabaran, terutama dari keputusan aneh saya ini dalam hidup, apa itu?, dimana saya yang dalam posisi sudah diterima PTN ternama, tapi saya memutuskan untuk tidak kuliah, pasti kata orang-orang mungkin saya menyia-nyiakan kerja keras saya untuk masuk PTN, kenapa keputusan saya seperti itu?.
Simple, ini semua karena mimpi saya, karena sejujurnya saya kuliah di PTN bukan untuk mengejar gengsi, ingin keren dilihat orang, memakai almamater sebuah PTN bukankah itu gaya yang lumayan?, tapi tidak, karena mimpi itulah saya “Ngotot” masuk Ilmu Komunikasi, tapi saya masih gagal, walaupun saya masuk pilihan ke-2 yang kata orang gak kalah gengsinya dan prospek kerja dengan uang yang mengalir sangat tinggi, tapi prinsip saya pada mimpi saya.
Intinya simple, itu keputusan karena mimpi saya.
            Memang iri, melihat euphoria teman-teman, melihat tulisan teman-teman di blog, yang menceritakan bagaimana serunya dunia perkuliahan, dimana nikmatnya bertualang di dunia baru, dimana nikmatnya punya dunia sendiri di kamar kost mereka, melihat nikmatnya mereka mencantumkan di jejaring sosial bahwa mereka adalah salah satu bagian sebuah PTN, “wah bandung seru I’m coming”, “wah ini hasil perjuangan saya tiga tahunnih terima kasih”, “wah UKM nya ngambil UKM band ah”, “wah angkatan emas ni”, “wah aku angkatan ke 45 nih”, “wah dijemput sama teman dakwah sepaham nih di kampus”, “wah ana nanti buat obat berguna ah”, “wah temen-temen nya seru nih”, “wah aku calon dokter”, “wah ini keajaiban ana malah jadi anak farmasi”, “wah di kampus gua banyak artis ni” dan itu semua terngiang dalam pikiran saya, pagi, siang, malam, dimana setiap satu dari pikiran itu mempunyai rasa yang sangat menyayat hati dan perasaan saya, pernah merasakan?.
Tapi itu semua wajar kan teman-teman, saya yakin itu adalah bentuk Tasyakkur bi Ni’mah kalian, masa tidak boleh, jangan sungkan.
            Satu peringatan saja buat teman-teman saya yang sukses masuk PTN ataupun PTS yang diinginkan, jangan sampai dilalaikan kuliah, kuliah serius, belajar serius, kalian itu harapan orang-orang, sukses guys.
Jangan jadi mahasiswa yang bukan mahasiswa ya J.
Dari kejadian dalam hidup saya akhir-akhir ini saya belajar banyak, iri dan tertekan memang tapi rasa iri itu saya ubah menjadi sebuah rasa bangga terhadap kalian, saya sangat bersyukur nama kalian tercantum dalam hati saya yang terdalam.
Untuk sekarang, saya tidak sekolah bukan berarti saya pengangguran, saya mengejar mimpi saya juga kawan, doakan saya.
Mungkin saya tidak pernah membanggakan memang, tapi saya berusaha.
Insyaallah saya menyusul kesuksesan kalian. [Atsumichi_453]
Muhammad Fatih Sholahuddin | Wanna be Professional Journalist photographer  | Wanna be a good muslim person .
Cat: Tulisan ini alurnya tidak jelas, entah saya menulis dengan mood yang nano-nano J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar