Bismillahirahmanirahim..
Well, cukup untuk saya katakan miris untuk
saya sendiri, banyak hal saya pernah bagi ke banyak orang tapi saya sendiri
tidak melakukannya, cih.
Banyak hal, tapi yang bisa saya ungkap disini
adalah hal tulis menulis, ternyata dari postingan blog saya terlihat fakta dari postingan terakhir hingga sekarang cukup
menunjukkan bahwa ini sudah terlalu lama vakum untuk tidak menulis.
Miris, ketika membuka memori pada saat
menjabat menjadi ketua klub jurnalistik SMA, saya paling rajin cuap-cuap, yang
intinya “Jangan berhenti menulis, karena dalam hal apapun menulis itu sangatlah
penting, terus menulis dan jangan remehkan menulis”.
Ya jujur aja banyak hal yang terjadi yang
membuat saya berhenti menulis, tapi itu semua sebenarnya bukanlah alasan yang
cukup untuk berhenti menulis, itu yang buat mengatakan diri saya sendiri miris.
Padahal blog saya pernah terkenal dengan
konspirasinya hehe.
Lanjut…
Dan untuk memulai kembali menulis lalu menata
kembali tekad menulis saya, saya bakal nge- share siapa sih orang-orang yang
menginspirasi saya untuk menulis?, lalu dengan pede nya di publish di media
sosial, padahal tulisannya benar-benar jelek, kacau, dan kacau.
Pertama adalah Ayah, jujur aja
dari TK hingga SMP saya gak pernah tahu apa pekerjaan asli ayah saya, yang saya
tahu cuman ayah saya itu ustad kondang yang suka ada di tv, kerjaannya ceramah
depan orang-orang, tapi setelah SMA ketika saya dikenalkan oleh ayah dengan
dunia jurnalistik, akhirnya saya tahu selama ini saya bertahan hidup dari
menulis tersebut, selama ini saya bisa makan, minum, jalan-jalan bareng sama
keluarga itu dari menulis.
Akhirnya
saya tahu kalo ayah adalah penulis dan pendakwah terhebat di mata saya, itu
yang buat saya ingin menulis, menulis, dan menulis.
Kedua adalah bang Raditya Dika,
saya yakin bang Radit gak kenal saya, tapi bang semenjak saya nonton film
“Kambing Jantan” yang menurut saya seru banget itu, saya kaget kalau film bagus
seperti itu lahir dari tulisan bang, dan itu menginspirasi saya bang buat
terkenal lewat tulisan juga bang.
Ketiga adalah Pak Sunardi guru
saya yang paling hebat kesabaran nya, dari banyak nasihat yang bapak berikan,
ada nasihat yang menginspirasi saya untuk menulis,
“Ilmu itu bagaikan hasil buruan
yang harus kita jaga, untuk menjaga buruan tersebut bisa dengan cara
mengikatnya, nah ketika kita sudah mendapatkan sebuah ilmu kita harus
mengikatnya dengan tulisan, karena tulisan itulah yang berfungsi sebagai
tambang pengikat yang digunakan untuk mengikat”
Makasih
banyak Pak Sunardi.
Yang keempat adalah temen saya, panggil aja Nasrul,
blogmu yang sederhana tapi ramai pengunjung dan respon orang-orang yang banyak
itu adalah hal keren yang diimpikan oleh para blogger, apalagi saya yang
kesepian dalam hal blogging, dan isi-isi yang berguna dari blogmu itu sangatlah
keren.
Yang kelima adalah mba-mba, panggil aja mba
Saldil, bukan nama kucing ya, ini singkatan. Sama halnya kayak Nasrul, blog
yang terkenal banyak pengunjung dan diakui oleh banyak orang, disekolah siapa
yang gak kenal blogmu mba?, tapi yang beda dari blog mba Saldil ama Nasrul
adalah mba Saldil itu perempuan, saya
biasanya suka panas sendiri kalo ngerasa kalah sama perempuan, apalagi pas mba
Saldil dapet pengakuan dari penulis terkenal, beuh meletup-letup lah diri saya,
tapi jangan salah sangka, saya nggak dengki ama mba Saldil, malah seneng punya
temen terkenal,tapi gara-gara ini juga, ini membuat saya pengen terus nulis dan
sok terkenal.
Hehe peace
mba Saldil, terima kasih.
Tapi bahkan sampai sekarang saya masih tetap
kalah, hehe.
Sekali lagi
damai yo Saldil.
Yang keenam, Umi, meski tulisan
abang jelek tapi kadang-kadang ada aja yang nge-respon bagus untuk tulisan
abang, ini sangat luar biasa, tapi beda halnya kalo umi yang nge-respon,
rasanya lebih spesial dan sangat senang, makasih ya umi tercinta.
Sebenarnya
masih banyak, tapi cukup pegal untuk menulis semua yang menginspirasi, terutama
ini baru pemanasan untuk memulai menulis hal lainnya.
Dan ada lagi
sebenarnya tapi rahasia ^_^.
Terimakasih semuanya
yang telah menginspirasi. {Atsumichi_453}
semangat fatshol.
BalasHapustetap menulis.
keep fighting and always istiqomah