Selasa, 11 September 2012

Ketika Hujan


Ketika Hujan
Hujan, sedikit rindu dengan cuaca yang satu ini, setelah beberapa minggu tanpa hujan akhirnya sore ini Allah menurunkan keberkahannya lagi, meski deras aku yakin banyak yang tersenyum karena hujan sore ini.
Aku pun merasa senang entah kenapa, dari kecil pun Umi pun tahu kalau aku menyukai hal seperti ini, udara dinginnya, airnya, dan mendapatkan demamnya karena ada alasan untuk tidak sekolah hahaha…
Tapi berbeda sekarang, aku mungkin dianggap MKKB (masa kecil kurang bahagia) apabila masih menikmati hujan dengan cara masa kecilku, ataupun dianggap sedikit gila,tapi rindu juga menikmati hujan dengan cara itu, jadi di hujan ini lah aku terdiam duduk sambil menikmati angin dingin yang berhembus, membuatku sedikit menggigil memang, tapi terasa indah karena aku mencintai hal seperti ini, lalu aku memikirkan banyak hal yang sering membuatku bimbang.
Aku, berpikir panjang tentang keadaan diriku sendiri, apa yang terjadi selama ini, dan banyak hal yang telah kujalani, dimana ada satu hal yang menekan diriku akhir-akhir ini, entahlah merasa tertekan sangat tertekan, aku menulis hal ini lah dimana aku merasa seperti menyerah akan hal ini semua, tapi kebingungan masih terus melanda, aku menjalani, terus berusaha untuk apa-apa yang kulakukan, ataupun yang memang harus dicapai, tapi dengan perasaan takut, khawatir, dan selalu merasakan akan hal ini.
Ya aku merasa seperti dalam keadaan bimbang, kenapa diriku bodoh, kenapa tidak bisa, kenapa selalu seperti ini, ya mungkin kalian orang-orang “pintar” apabila membaca hal ini akan mengatakan “manusia tidak ada yang bodoh fatih”, “kamu pintar qo fatih” ataupun akan memotivasi dengan hal-hal yang sebenarnya malas kudengar, ingin aku jawab seperti ini, “kenapa orang secerdas kalian, ketika menasehatiku tiba-tiba menjadi bodoh??”, kenapa aku menjawab seperti itu?, hey kalian orang cerdas, coba pikirkan lihat dan pahami?, aku sadar aku tidak bodoh sangat sadar, akan tetapi keadaanlah yang membuktikan kalau aku bodoh, pahami sendiri, lihat sendiri, untuk itu kalian yang cerdas jangan menjadi bodoh karena memberi nasihat.
Iri, memang melihat kawan sekelas, mereka pintar, mereka bisa, mereka bisa membuat orang-orang terkagum dengan apa yang mereka punya, mereka dapat perilaku yang berbeda, dan jujur akupun sebenarnya malu berteman dengan mereka, sudah menjadi kebiasaan, kalau mereka berkumpul aku pasti menjauh.
Ya mengenai masalah cintapun, perempuan normal pasti lebih suka orang yang cerdas dan mapan itu lebih menjaminkan?, aku mengerti sekarang.
Kenapa aku lebih senang menjauh, tak jauh pula terkadang keluar rasa dengki, untuk sekarang masih sangat mudah ditepis rasa dengki itu, dan aku ingin menjauhi rasa dengki itu.
Yang paling aku takutkan adalah orang tua, aku berpikir, kenapa aku harus menjadi cobaan bagi orang tuaku?, ini membuatku merinding, dan sakit.
Dan jujur, aku benci kata-kata motivasi, itu sangat membuatku tertekan, takut, benci, dan itu semua membuatku bertanya “Kenapa harus terjebak disini??”,
Kadang motivator, disamping mereka memotivasi, akan tetapi mereka hanya membuat semua itu seakan mudah, dan tidak mengerti keadaan, itu penilaianku kepada kalian para “MOTIVATOR”
Yang cerdas.
Baiklah, penutup dari tulisan ini adalah, aku minta maaf, mungkin tulisan ini termasuk tulisan sarkasme, aku tahu kalian para pembaca akan meniliai bahwa ini tulisan penuh kedengkian, ini adalah bentuk tulisan yang lahir karena tekanan, jujur saja, tekanan akademik yang sangat membuatku khawatir.
Tapi bukan berarti aku membuat tulisan ini tanpa ada pergerakan, justru aku semakin tergerak untuk berubah meski dalam keadaan yang menekan, aku harus jalani ini, hanya curhatan tidak akan mengubah semua ini, aku akan selalu berusaha.
Dan juga, mungkin aku menulis ini karena iman sedang lemah, kuakui iya tiba-tiba aku merasa lelah.
Dan gara-gara tulisan ini para pembaca yang mempunyai status sebagai teman saya, jangan berhenti untuk memotivasi dan menasehati aku yang lemah tanpamu, eh salah, aku yang lemah ini. [Atsumichi_453]  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar